Ratusan Siswa SMKN 1 Kandeman Sakit Perut Diduga Usai Menyantap Menu Program Makan Bergizi Gratis

Beritalidik ( News )

Ratusan siswa SMKN 1 Kandeman, Kabupaten Batang, mengalami gejala mual, muntah, dan sakit perut usai menyantap menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (30/10/2025) malam. Kejadian ini memicu kepanikan massal karena gejala muncul saat para pelajar sudah berada di rumah masing-masing.

Pemerintah Kabupaten Batang bergerak cepat menindaklanjuti laporan yang diterima pada Jumat (31/10/2025) pukul 09.30 WIB. Tim Dinas Kesehatan (Dinkes) langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan dan penanganan awal terhadap para siswa yang terdampak.

Baca juga :https://beritalidik.com/rehabilitasi-pagar-kantor-kecamatan-tarub-bukti-komitmen-pemkab-tegal-tingkatkan-fasilitas-publik/

Satu siswa sempat dirujuk ke RSUD Batang karena mengalami diare dan mual berat. Namun, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Batang, Ida Susilaksmi, memastikan kondisi siswa tersebut kini telah membaik.

“Siswa yang dirujuk sudah stabil dan diperbolehkan pulang setelah observasi sekitar dua jam,” jelas Ida saat dikonfirmasi, Sabtu (1/11/2025).

Meski dugaan kuat mengarah pada menu Program MBG, Ida menegaskan pihaknya belum dapat menyimpulkan penyebab pasti kejadian ini sebelum hasil laboratorium keluar.

“Kami belum berani mengambil kesimpulan sebelum ada hasil uji laboratorium,” ujarnya.

Untuk memastikan penyebab pasti, Dinas Kesehatan telah mengambil dan mengirimkan sejumlah sampel makanan dan minuman ke Balai Laboratorium Kesehatan dan Pengujian Alat Kesehatan Provinsi Jawa Tengah di Semarang.

Daftar Sampel yang Diuji:

Air minum galon isi ulang buffer SPPG (1 botol)

Air bersih buffer SPPG (1 botol)

Tahu bakso buffer SPPG (1 plastik)

Tumis caisin jagung buffer SPPG (1 plastik)

Nasi putih buffer SPPG (1 plastik)

Ayam rica buffer SPPG (1 plastik)

Nasi putih sisa makanan siswa (1 plastik)

Ayam rica sisa makanan siswa (1 plastik)

Tahu bakso sisa makanan siswa (1 plastik)

Selain itu, tim Puskesmas bersama Dinkes juga menelusuri aktivitas di stasiun gizi — tempat pengolahan dan distribusi makanan — untuk memastikan prosedur higienitasnya.

Ida memprediksi hasil uji laboratorium akan memerlukan waktu sekitar satu hingga dua minggu.

“Hasilnya tidak bisa langsung keluar, karena proses pengujian di laboratorium membutuhkan waktu,” imbuhnya.

Kepala SMKN 1 Kandeman, Yulianto, menambahkan bahwa pihak sekolah juga menunggu hasil resmi laboratorium untuk memastikan penyebab pasti insiden tersebut.

Baca juga :https://beritalidik.com/tanah-tergerus-arus-sungai-warga-masih-ditagih-pbb-bupati-tegal-janji-hapus-pajak-untuk-lahan-rusak/

“Kami menunggu hasil resmi dari laboratorium. Kepastian akan kami sampaikan setelah hasil keluar,” katanya.

Pemerintah Kabupaten Batang berkomitmen untuk mengumumkan hasil uji laboratorium secara terbuka kepada publik begitu hasilnya diterima. (***) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *